Budaya
akademik merupakan sebuah hal yang harus dimiliki seseorang yang menuntut ilmu.
Dalam dunia perkuliahan budaya akademik wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa
karena merupakan sebuah dasar yang akan nantinya memiliki manfaat kedepannya.
Hal ini memiliki manfaat yang besar baik bagi personal maupun kepada masyarakat
luas.
Budaya
akademik sendiri memiliki 13 unsur didalamnyya yang meliputi, kritis, kreatif,
objektif, analitis, konstruktif, dinamis, dialogis, bersedia dikritik,
menghargai prestasi akademik, bebas dari prasangka, menghargai waktu, memiliki
dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah. Semua unsur inilah yang wajib dipelajari
bahkan diterapkan oleh mahasiswa.
Dari
13 unsur budaya diatas ada beberapa unsur yang menarik untuk dibahas yaitu
mengenai konstruktif dan dialogis. Yang pertama adalah konstruktif. Konstruktif
adalah sebuah sikap dimana kita harus memiliki jiwa membangun untuk diri
sendiri ataupun orang lain. Unsur ini sangatlah sulit ditemukan di jaman ini
karena berbagai faktor. Mungkin ada disini mahasiswa-mahasiswa yang memiliki
unsur konstriktif dimana dia selalu membangun baik dalam bentuk ucapan maupun
tindakan.
Konstruktif
sendiri dapat juga diambil contoh ketika kita sedang dalam diskusi namun
mencapai kebuntuan, inilah peluang kita untuk memberi masukan-masukan atau
ide-ide membangun. Konstruktif sendiri bisa juga dibilang sebagai penyemangat
dalam arti ketika teman atau kerabat kita sedang dirundung duka kita gunakan
unsur ini seperti menghibur atau memberi semangat dengan begitu unsur
konstruktif memiliki banyak efek dikalangan mana saja terutama dalam
perkuliahan.
Selain
konstruktif ada juga yang disebut dialogis. Dialogis merupakan sebuah interaksi
dua individu yang memiliki timbal baik antar sesamanya. Unsur dialogis ini juga
harus dimiliki oleh para mahasiswa terutama dikehidupan sosial dikampusnya.
Maka dari itu unsur dialogis sangat berpengaruh dalam kehidupan kampus.
Dalam
menerapkan dialogis dalam kehidupan dikampus dapat dikatakan susah-susah mudah
dikarenakan harus ada adaptasi dari tiap-tiap individu mahasiswa. Ketika awal
berkenalan tidak bisa disangkal bahwa masing-masing individu pasti akan merasa
canggung dan tidak percaya diri, namun perlahan-laha seiring waktu berjalan
interaksi itu akan menjadi lebih erat dikarenakan adanya timbal balik atau feed
back.
Timbal
balik inilah yang akan menimbulkan unsur positif sehingga kedua individu ini
memiliki hubungan yang lebih erat. Dari hubungan ini menunjukan bahwa dialogis
sangat dibutuhkan dalam perkuliahan karena dari unsur dialogis inilah tiap
individu akan mengenal yang namanya dunia sosialisasi.